thumb

‘Ibaadur Rahman (2)

‘Ibaadur Rahman (2)

Rajin Beribadah di Malam Hari

               Seorang muslim yang tidak meninggalkan kewajiban-kewajiban utama yang disyari’atkan dalam Islam seperti sholat fardhu, puasa dan zakat menandakan level keimanan standar yang harus ada dalam diri setiap muslim. Karena suka atau suka, kewajiban tetaplah kewajiban yang harus ditunaikan. Berbeda halnya jika seorang muslim yang mampu melaksanakan seluruh kewajiban-kewajiban tadi dan ditambah dengan amalan-amalan sunnah yang istiqomah dikerjakan. Maka level keimanannya berbeda dengan muslim yang pertama.

               Allah SWT dengan kasih sayang serta rahmatNya memberikan cukup banyak alternatif dan amalan-amalan sunnah bagi setiap hamba untuk menggapai ampunan, rahmat, dan surga. Secara kuantitas, amalan-amalan sunnah jauh lebih banyak dan sangat bervariasi. Baik dari jenis amalannya maupun tatacara pelaksanaannya. Puasa sunnah senin dan kamis, puasa ayyamul bidh (puasa tiga hari di setiap bulan hijriah yaitu tanggal 13,14 dan 15), sholat sunnah rawatib, sholat dhuha, sholat tahajud, infak, sedekah, merupakan sebagian dari sekian banyaknya ibadah sunnah dalam Islam.

               Namun ada satu ibadah sunnah spesial yang langsung Allah SWT sebutkan dalam al qur’an, yaitu sholat sunnah tahajud. Yaitu sholat sunnah yang dilakukan dimalam hari setelah diiringi dengan tidur terlebih dahulu. Dalam surat al Isra’ ayat 79 Allah SWT berfiman :

وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”

               Pada ayat tersebut terdapat kalimat فَتَهَجَّد yang merupakan kalimat perintah (namun tidak bersifat wajib) untuk menunaikan sholat tahajud. Hal ini menandakan bahwa terdapat rahasia besar dan keagungan di dalamnya.

               Ibadah spesial inilah yang kemudian menjadi amalan berikutnya bagi seorang ‘ibaadur Rahman, yaitu senang beribadah di malam hari.

               Dalam surat al Furqan ayat 64 Allah SWT berfirman :

وَٱلَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَٰمًا

“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka”

               Sholat tahajud menjadi spesial karena tidak orang mampu melakukannya. Bukan hanya waktunya yang berada ditengah-tengah waktu istirahat malam, namun untuk menunaikan sholat tahajud dibutuhkan tekad yang kuat dalam jiwa. Dari pagi hingga menjelang malam badan dipaksa untuk bekerja hingga lelah, namun di akhir malam harus bangun dari nyenyaknya tidur dan melawan dinginnya udara. inilah mengapa para ulama pernah berkata bahwa jika ingin melihat ahli surga yang berjalan di muka bumi, maka lihatlah mereka yang ahli tahajud karena tahajud merupakan amalannya ahli surga.

               Dalam redaksi lain, Allah SWT juga memuji mereka yang gemar melaksanakan tahajud kemudian diiringi dengan istighfar memohon ampunan Allah SWT. Allah SWT berfirman :

كَانُوا قَلِيلا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ # وَبِالأسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Adz Dzariyat: 17-18)

Allah SWT juga berfirman :

تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (karena seringnya mereka melakukan shalat malam), sedang mereka berdo’a kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. As Sajdah: 16)

               Ayat-ayat di atas sudah sangat cukup untuk menjelaskan betapa mulianya mereka yang mampu menyisihkan waktu tidurnya untuk berdiri, ruku’, sujud, dan bermunajat kepada Allah SWT. Dalam tafsirnya al Wajiz, Prof. Dr. Wahbah Zuhaili mengatakan bahwa tahajud menjadi ibadah yang utama karena beribadah pada waktu itu (malam hari) jauh dari riya karena hanya Allah SWT yang menyaksikan ibadahnya. Dan ketika seorang hamba jauh dari sifat riya maka keikhlasan mudah untuk diraih. Disamping itu beribadah di malam hari jauh lebih khusyu’ dibanding waktu-waktu lain karena jauh dari gangguan dan hiruk pikuk.

               Seseorang pernah berkata kepada Imam Hasan al Bashri , “Begitu menakjubkan orang yang shalat malam sehingga wajahnya nampak begitu indah dari lainnya.” Lalu Hasan al Bashri pun berkata, “Karena mereka selalu menyendiri dengan ar Rahman -Allah Ta’ala- sehingga  Allah memberikan di antara cahaya-Nya pada mereka.”


Komentar

blog comments powered by Disqus